Abad-21 memang menjadi sebuah kemajuan teknologi untuk umat manusia dalam melakukan interaksi sosial kearah digital. Menjadi sebuah kehormatan bisa berkomunikasi tanpa perlu terhalang oleh jarak dan waktu. Sarana media sosial sendiri bak televisi internet yang terus tersaji setiap hari dengan begitu cepat bahkan lebih cepat dari media televisi yang memakan waktu dalam pemberitahuan.
Namun sayangnya banyak yang tidak bijak dalam menggunakan media sosial sebagai wadah untuk berkomunikasi melainkan saling memberikan hujatan yang di luar nalar. Contohnya beberapa kasus yang terjadi di Indonesia. Beberapa orang bahkan harus berurusan dengan jeruji besi dalam menyampaikan pendapat.
Mulai dari Pejabat Negara, Tokoh Ormas bahkan Selebriti juga pernah merasakan hukuman berkat ketikan jari jemari mereka untuk mengkritik orang orang yang dinilai tidak menyenangkan baginya.Ntah rasa iri terhadap sosok yang kontroversial maupun yang berprestasi.
Lebih parahnya tidak ada peranan dari beberapa penyedia aplikasi yang membatasi ruang gerak dalam berkomentar dalam laman komentar yang tersaji pada sebuah aplikasi media sosial. Analis Psikologi dari Universitas Harvard, DR. Robert Brozovic mengungkapkan jika media sosial akan membentuk karakter yang tak sesuai dari norma-norma manusia kebanyakan. Ia menilai jika itu seperti penyedia film porno yang mampu membuat seseorang menjadi agresif, kehilangan kesadaran dan tempramental.
‘’Sudah banyak riset yang sudah dilakukan oleh banyak ilmuwan, maupun dokter. Beberapa tokoh negara juga membicarakan dampak media sosial kedepannya jika banyak hal negatif terjadi untuk masa depan anak muda. Mari kita berbicara tentang pornografi, di masa lalu orang tak perlu melihat pornografi untuk melampiaskan nafsu dan emosi, tapi sekarang? semua pria maupun wanita di planet ini pernah melihatnya dan mempraktekannya. Apa bedanya dengan media sosial ? ‘’sebut Robert.
Robert juga melanjutkan jika ia meneliti orang-orang sukses tak pernah suka berkecimpung untuk menghabiskan waktunya untuk melihat gaya hidup dan komentar-komentar yang dalam media sosial yang merebak.
‘’Kita tahu Mark (Zuckerberg) tidak pernah berkomentar setiap hari pada Aplikasi yang ia buat. Orang-orang hebat diluar sana tak pernah bergaya pada akun Media Sosial karena mereka melihat dampaknya akan besar untuk dirinya maupun orang lain.’’
Apa yang diungkapkan oleh Robert memang ada benarnya, mengingat kondisi mayoritas pengguna media sosial di Indonesia sendiri sudah menjadi kesenangan jika bisa berkomentar ketika sesuatu sedang viral maupun mengundang kontroversial.
Baru-baru ini sedang hangatnya berita tentang kasus ‘’Ikan Asin’’ yang membuat artis Galih Ginanjar, Rey Utami dan Suaminya Pablo Benua harus masuk kedalam penjara.