Monthly Archives: August 2021

Pakaian yang Tepat untuk Mendaki Gunung

#TipsAlaAnakBebek kali ini gue akan bahas soal memilih pakaian utk mendaki gunung. Dulu pernah gue bahas, tapi ga apa deh gue bahas lagi.. Inilah outfit gue selama pendakian yg menunjang keamanan dan kenyamanan :

1. Sport Bra & Undies
Gue memilih Sport Bra karna bebas dari kawat, lebih bagus menopang payudara tanpa terlihat menonjol.. Gak tau yah kalo tetangga sebelah yg lebih seneng nonjolin
Sport Bra & Undies yg gue pilih berbahan Quick Dry jd mudah kering dan ga gampang bau

2. Baselayer
Ada 2, gue pilih baselayer active utk jalan dan yg warmer untuk tidur.Baselayernya quick dry dong, ada technology coolmaxnya, jadi tetap bs menjaga suhu tubuh agar tetap sejuk.
Karna gue gak mau masuk angin, gue menghindari bahan yg susah kering, karna keringat bisa mengendap di tshirt, lalu angin datang, dingin, masuk angin deh..Bahkan pemilihan pakaian yg salah juga bs menyebabkan hipotermia
.
.
3. Mid Layer
Banyak jenisnya,ada polar,down jacket,softshell intinya mid layer ini digunakan sebagai lapisan kedua yg berfungsi utk menghangatkan, karna pelukannya belum tentu bisa menghatkan..

4. Outer Layer
Jacket yg gue pilih menjadi Outer sudah pasti windblock/windbreaker bisa juga ada tambahan waterproofnya agar bisa menahan angin, menahan air dan menahan diri untuk tidak tergoda dari janji-janji palsunya.. Ehmonmaap Curcol Intinya, namanya Outer Layer, jadi dipakainya diluar.. Jenis jacket nya banyak bgt.. Ada yg tau tentang teknik layering dalam berpakaian?
Base Layer – Mid Layer – Outer Layer
Jangan sampe salah yah..

5. Celana Trekking
Untuk medan terbuka, dengan suhu yang cukup panas dan short distance trekking, gue biasa pakai celana pendek quick dry dan bawa celana panjang cadangan di carrier. Kadang kalau jalan juga, pakai leggging yang berbahan quick dry dan tidak panas. Kalau summit, kadang pakai softshell pants, dengan daleman legging juga. Dan gue gak pernah naik jeans kalau mendaki gunung karena berat dan susah bergerak. Apalagi kalau basah makin susah untuk bergerak. Yang jelas jangan lupa pakai celana ya!

Cara Berteman yang Sehat dan Baik

Sebuah pembicaraan yg cukup iseng dan lucu karna postingan story nya @restipramandani tentang pertemanan sampai akhirnya gue ikutan reply karna merasakan hal yg sama.. Lalu gue bertanya ke diri gue sendiri?

“Kira-kira masih ada gak orang yg tulus ngajak berteman tanpa melihat seberapa banyak followers elu? Tanpa melihat seberapa tenar diri elu? Tanpa melihat apa yg elu punya? Tanpa ada niat utk panjat sosial? dan berteman hanya karna memang ingin menjalin hubungan tanpa ada embel-embel karna dia bla bla bla, berteman tulus bukan karna -ada apanya-
Kira-kira masih ada gak yah yg kaya begitu?

Itulah kenapa gue sangat memilih soal pertemanan, gue lebih seneng bertemu orang in person, ketemu langsung, bertegur sapa, berjabat tangan, lalu saling nyaman kemudian baperan.. eh yg ini bercanda yah hahaha.. hanya cukup sampai berjabat tangan lalu mengobrol santai.. .
Karna gue percaya, apa yg ditampilkan di sosial media itu belum semua terlihat, dan bisa menimbulkan banyak persepsi yg akhirnya jadi bahan gibah. Jadi lebih baik, bertemu langsung dengan orangnya lalu berkenalan 🙂

Yang mengenal gue baik, pasti tau betapa sulitnya utk gue menyebut “temen” kalo cuma kenal di sosmed dan belum pernah ketemu langsung in person.. karna memang balik lagi buat gue beda sahabat, beda temen, beda jg tementemenan Sahabat adalah orang terdekat yg paling kenal gue, Teman adalah mereka yg gue kenal langsung di dunia nyata dan pernah bertemu langsung..

Kemudian gue kembali memikirkan pertanyaan itu, lalu gue pun tersenyum mengingat apa yg sudah dilewati belakangan ini.. 🙂 Aaakkhh!! terimakasih, hidup selalu mengajarkan cerita baru disetiap halamannya..

Jadi kapan kita bertemu dan berkenalan langsung di ketinggian?

Satu hal yang pasti adalah mendapatkan teman suportif merupakan salah satu berkah di dalam hidup. Hindarilah lingkungan pertemanan yang toxic karena sangat membahayakan bagi mental dan batin. Semoga kita semua bisa mendapatkan lingkungan pertemanan yang baik serta menjadi “teman yang baik” dan berguna bagi banyak orang.

Selamat Hari Gunung Sedunia

Siapa bilang mendaki gunung itu gak berat? bawa beban badan ajah itu udah berat, ditambah beban carrier atau daypack yg harus dibawa sepanjang perjalanan.. iyah beratnya ngalah-ngalahin rindu yg tidak berbalas eeeaa.. ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Tapi gue mau cerita sesuatu, di Himalaya bawa beban berat itu udah menjadi 1 hal yg lumrah.. mulai dari porter yg bawa bahan bangunan, bahan makanan sampai dengan bawa beban berat lainnya. Kemudian ini salah satu contohnya kaya Ibu ini, atau nenek kali yah.. gue rasa umurnya sudah 85 keatas, tapi beliau masih ajah mondar mandir, naik turun bawa beban di kawasan Everest Region.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Memang saat gue bertemu keranjang yg dibawanya sedang kosong, biasanya diisi dengan kayu bakar, rumput-rumput atau pakan ternak, tapi percaya atau gak.. itu keranjang kosong ajah beraaatt bep! Apalagi ada isinya.
⁣⁣⁣
Jadi apa beban terberat elo dalam pendakian?? ⁣⁣⁣
– Bawa Tenda, logistik dan air? ⁣⁣⁣
– Ngebawain tas dan perlengkapannya doi dan jadi PorterZone??⁣⁣⁣
– Ngeliat si doi mendaki bareng yg lain? ⁣⁣⁣
– Beban berat nahan rindu di ketinggian? ⁣⁣⁣
– atau yg paling berat adalah, naik ke puncaknya sama elo, naik pelaminannya sama yg lain?
⁣⁣⁣
Hehehe sabar braaayy!! Percaya ajah, masih ada yg lebih berat dari itu.. jadi jangan sedih

Note to myself : ⁣
Kadang gue suka bertanya apa yg udah gue lakukan buat Gunung yg selalu gue jadikan tempat untuk main, untuk bekerja, untuk melepas penat.. kayanya belum banyak yg gue lakukan deh.. tapi setidaknya gue memulai dengan membantu menjaga yaahh mulai dari gak meninggalkan sampah sedikitpun lah, terus jadi pendaki yg legal dgn patuh bayar permit dan retribusi bukan jadi pendaki ilegal.. kemudian dengan membagikan #TipsAlaAnakBebek supaya bisa mendaki dengan aman.. yah paling itu sih ga perlu gue ceritain semua yg udah gue lakukan kan? Nanti dibilang pamer
Terus gue jadi mellow, ternyata belum banyak yg gue bisa berikan untuk gunung-gunung ini…

Semoga kedepannya semakin banyak yg bisa gue lalukan untuk gunung-gunung tercinta ini.. amin!

Pentingnya Toleransi ke Pasangan Hidup

“Ah elu mah enak Bex, cocok dan sefrekuensi sama Bapak Negara” ⁣⁣
⁣⁣
“Kalian pasangan yg klop banget, seneng yah punya pasangan⁣ yg cocok” ⁣
⁣⁣
HAHAHA..⁣
⁣⁣
Ketahuilah bahwa gue dan bapak negara KohBill ini bukanlah pasangan yg cocok.. asli kami gak sefrekuensi dan dlm beberapa hal gak selalu klop apalagi soal pemikiran. Dan emang dari jaman baheula juga manusia diciptakan beda-beda hehehe.. ⁣
⁣⁣
Contoh nih, perkara liburan, gue lebih pilih mendaki gunung, bapak negara akan lebih memilih Diving atau Riding yah karna basicnya doi bukan mendaki. ⁣⁣
⁣⁣
Gue suka banget musik, dan bego soal Film.. sementara Bapak Negara suka banget film dan soal musik? Hahahaa ketawain ajah deh
⁣⁣
Bapak negara suka bgt sama Hokben, sementara gue? Pecel Ayam warung pinggir jalan is da best
⁣⁣
Bahkan soal keyakinan ajah kami berbeda, gue Yakin eh dia-nya Gak
⁣⁣
Dan masih banyak lagi perbedaan kami yg lainnya yg kadang bisa jadi ajang adu bacot perdebatan iseng biar berisik
⁣⁣
Kami berdua gak pernah berusaha untuk menyamakan frekuensi atau sok-sok-an “ih kita samaan, ih kok hobby kita sama, loh gue juga suka itu ih samaan kayanya jodoh.. bla bla bla” ⁣⁣
Gue gak akan berusaha sok-sok ikutan suka sama apa yg dia suka agar terlihat cocok, dan Bapak Negara juga gak akan berusaha untuk menjadi orang lain supaya gue tertarik atau lebih sayang sama dia.. ⁣⁣
⁣⁣
Lalu.. ⁣⁣
⁣⁣
Yah buat kami pribadi, menurut kami, yg harus dilakukan itu adalah TOLERANSI, KOMUNIKASI, RESPECT EACH OTHERS.. ⁣kita semua berbeda, punya keunikan masing-masing, belajar berbicara tanpa menyakiti jika ada yg tidak sependapat, toleransi bahwa semua kesukaannya tidak bisa dan TIDAK HARUS disamaain sama pasangan untuk keliatan KEWL & COCOK, saling menghargai bahwa tidak semua hal harus sama.. dan tidak semua pertengkaran harus dilandasi karna perbedaan.
⁣⁣
Memasuki tahun ke 8 jalan bareng, ketidakcocokan akan terus datang
Yaudah balik lagi, inget ajah kalo ⁣⁣
“Kita saling jatuh bukan karna sejalan, tapi karna kita hanya menjadi diri kita tanpa perlu harus memantaskan”⁣

Berkali – Kali ke Samosir Selalu Puas dan Menyenangkan

Ternyata banyak tempat keren yang baru saya tau, salah satunya nggak jauh dari Bandara Silangit, yaitu Bukit Doa yang berada di daerah Huta Ginjang. Dari Bukit Doa kita bisa ngeliat langsung pemandangan Danau Toba yang majestic banget. Lalu saya juga mengunjungi Museum TB Silalahi Center yang merupakan museum tentang budaya dan sejarah Batak. TB Silalahi sendiri adalah nama seorang pejuang asli suku Batak. Kalau suka belajar tentang budaya, wajib mengunjungi museum ini.

Fokus destinasi selanjutnya adalah desa wisata di sekitar Danau Toba. Next post, saya akan bercerita tentang desa wisata Meat. Meat? Banyak daging?

Hari kedua di kabupaten Toba Samosir, saya mengunjungi desa wisata Meat. Namanya memang terdengar unik jika diartikan dalam bahasa Inggris. Meat berarti daging. Namun, gak ada hubungannya sama sekali, bahkan susah cari daging sapi karena rata-rata orang sekitar sini lebih suka makan ikan dan daging kerbau.

Desa Wisata Meat memang belum menonjol namanya dibandingkan dengan desa Tuktuk atau Tomok yang berada di pulau Samosir. Namun justru hal itu yang bikin spesial desa ini, karena desa ini less tourist dan lokasinya juga secluded banget, ada di antara dua bukit gitu. Dan untuk mencapai ke desa Meat kudu lewat jalan yang sampingnya tebing dan hutan. Namun pemandangan dari Desa Meat worth banget!

Aktifitas di desa Meat juga terbilang lumayan banyak. Saya menyempatkan diri untuk mencoba menenun Ulos yang merupakan kain adat suku Batak. Saya juga menonton tarian adat Batak dari @sanggar.sundut.meat.nabisuk . Tak hanya itu, saya juga bisa main sampan di sekitaran danau Toba. Masih banyak aktifitas lain seperti ikut bertani maupun memandikan kerbau, tapi butuh waktu setidaknya satu hari untuk menjalani semua kegiatannya.

Lalu sore harinya, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke desa Wisata berikutnya, tapi kami sempat stop di salah satu spot menarik juga, yaitu Geosite Sipinsur. Dari Sipinsur, kita bisa melihat scenery Danau Toba dari atas beserta kota-kota sekitarnya! Cakep banget!

Gak heran sih, kenapa danau Toba ini selalu ngangenin…

Kuliner Ekstrim di Manado Kontroversial

Thanks God It’s Friday ! Wiken tlah tiba ! Wiken tlah tiba ! Horeee… Horeee… Horeee… Btw, mengenai foto yang Devmin upload sekarang bukan bermaksud selfie loh ya. Jadi fokusnya beralih pada sosok kecil, lucu plus gemesin yang ada di pangkuan Devmin. Sosok itu adalah seekor anjing. ANJING. Ya, ANJING. Maaf ya kalo ngerasa namanya di panggil. Hohoho… Sebelum Devmin ngebawel panjang lebar, Devmin ingin kalian yang nanti membaca ini mempunyai pikiran terbuka, NO SARA, tidak memandang dari satu sisi saja karena kemungkinan postingan kali ini agak sedikit kontroversi. Namun, inilah fakta keberagaman yang ada di Indonesia yang mungkin menjadi salah satu landasan atas semboyan Bhinneka Tunggal Ika. *berat banget bahasa gue*

Here we go…
Pengalaman Devmin saat explore Indonesia Timur adalah mendapatkan pemandangan dimana banyak sekali anjing-anjing yang berkeliaran. Mulai dari yang jinak sampai yang kita ngedip sedikit aja udah kena gonggong. Aih, syerem~

Jadi sebenarnya yang mau di bahas apa sih Devmin ? Yak, kali ini Devmin ingin sharing tentang kebiasaan masyarakat mengkonsumsi daging anjing atau lebih di kenal dengan RW atau B1 sebagai kuliner lokal (yang katanya) endes bingit ! Kalo di daerah kalian, daging RW dan B1 ini biasa dikonsumsi juga nggak ? Kalo iya, biasanya dimasak apa dan bagaimana ? Nama masakannya apa ?

Kejadian ini terjadi ketika Devmin mengunjungi Manado. Suatu pagi, selesai joging Devmin melihat sebuah rumah yang memelihara banyak sekali anjing. Devmin, yang kebetulan dog lover langsung nyamperin dong. Kebetulan ada seorang Bapak yang kemudian Devmin kenal dengan (sebut saja) Bapak Wawan. Beliau ternyata salah satu pedagang daging RW di pasar Pinangsungkulan, pasar yang konon katanya memang menjual berbagai macam hewan nyeleneh untuk kuliner ekstrim. Jadi anjing-anjing yang Devmin liat tadi itu di pelihara untuk dijadikan masakan khas Manado. Selanjutnya Devmin (D) dan Pak Wawan (PW) pun terlibat percakapan :

D : Kalo daging anjing biasanya dimasak apa Pak sama orang sini ?

PW : Tergantung pesanan saja. Tapi biasanya dimasak pedas rica-rica.

D : Oya. Bapak terima pesanan buat masak-masak juga ?
PW : Iya. Kebetulan istri saya yang memasak.

D : Wah, istrinya ada Pak ? Boleh saya mengobrol ? Maaf ya Pak sebelumnya.

Pak Wawan pun membawa saya masuk ke dapur rumahnya yang lumayan luas. Disitu saya melihat ada beberapa ibu-ibu. Ada yang memotong daging, ada yang menyiapkan bumbu. Tapi ada satu pemandangan yang bikin Devmin hampir nangis. Devmin melihat sosok hitam legam seperti terbakar yang ternyata adalah seekor anjing. Ternyata cara merontokkan bulu anjing disini adalah dengan semacam alat semprot yang mengeluarkan api.

Travel Blogger @anak_bebek yang Sangat Menginspirasi

Selamat Sore teman2! Semoga sore yang mendung ini tidak membuat hati kita mendung ya, tetap semangat!

Sore ini, Yudmin akan memperkenalkan lagi akun2 inspiratif di dunia travelling. Kali ini cewe lagi nih. Akhir2 ini rada hits nih pokoknya kalau yang sebelumnya udah follow doi pasti ngakak sendiri hahaha. Siapa min?

@anak_bebek . Salah satu Instagrammers favorit mimin ini bener2 Adventurer banget! Beberapa puncak gunung di Indonesia sudah doi lewati Bahkan, Everest pun Alhamdulillah udah doi samperin. Mimpi buat semua Mountaineer aaaaaaak Everest! Wilderness Babes, Female Mountaineer, entahlah pokoknya kece abis. Cek aja feednya, dibalik foto2nya yang keren, tertulis pengalamannya doi, kisah2nya, serta tips yang sangat sangat menginspirasi temen2 termasuk kami sendiri. @anak_bebek ini juga orangnya low profile banget, super humble meskipun udah menginjak banyak titik tertinggi! Woooow we adore you, Kak!

So, follow @anak_bebek. Pengalamannya yang seabrek digabung dengan personalitynya yang humble dan asik abis, serius bikin temen2 bakal terinspirasi! Ayo ketemuan Kak Abek! Cepet pulang dari Jogjaaaaa!

Seperti yang Yudmin bilang, traveller itu harus sering banyak membuka pikiran. Salah satunya caranya adalah meet up dengan para traveller2 senior macam kak Abek. Ternyata, Kakak yang kemaren sempat hits karena NanaEmeshEmesh asik banget orangnya! Dari Sore hingga Malam ga berhenti ngobrolin travelling sampai plan kedepan. Yudmin bener2 salut banget dengan cerita Kak Abek dan seriously, banyak cerita yang bikin menganga dan berkata Wow! Keren banget ini orang! Serius harus sering ketemu orang banyak, temen2 pasti bakal belajar banyak hal baru lho!

Oiya, kebetulan Kak Abek juga mengisi acara Talkshow di Outfest lho. Doi rencana mengisi Sesi Mountaineering. Jadi buat temen2, kita bisa meet up bareng nih, Yudmin ngisi Outfest tanggal 2 April, kak Abek ngisi tanggal 4 April. So, mari bertemu dan saling sharing, okay?

Seru sekali bertukar pikiran dengan salah satu orang yang mempunyai nilai sebagai manusia yang open minded. Apakah kalian pernah bertukar pikiran dengan orang yang sangat berpengalaman di bidangnya?

Traveller itu bukan cuma Fotografer dan StoryTeller

Banyak sekali pro kontra tentang orang – orang yang sangat hobi travelling. Banyak yang bilang bahwa kebanyakan travelling dapat membuat kita tidak menetap di suatu tempat dan malah menjadi nomaden. Namun, dibalik banyaknya kontra tersebut ada juga banyak yang pro terhadap hobi ini.

Perjalanan ke Dieng pun telah usai. Tadi iseng ngeliatin feed beberapa teman yang baru kenal, ternyata fotonya kece2 dan captionnya pun dahsyat2! Wah salut buat teman2! Di mobil pun membahas travelling nih.

Dinilai dari obrolan, menurut Yudmin ( ini rubrik Opini lho ) gatau kenapa kok sekarang rata-rata mindset anak2 traveller bahwa traveller keren itu HARUS yang fotonya keren dan story tellingnya bisa bikin kita kebawa dalam ceritanya. Banyak lho tipikal traveller yang lain. Menurut Yudmin, traveller yang mungkin disebut keren itu bukan cuma traveller yang jago foto dan traveller yang jago cerita doang.

Masih banyak tipikal traveller lain, seperti traveller yang aktif dikomunitas barunya, misalnya traveller yang menjadi guru dadakan, traveller yang mengadakan bakti sosial, traveller yang ibadahnya bagus sehingga membawa dampak positif untuk lingkungannya.

Ada juga traveller yang kadang “sembunyi dan tak mau dilihat” padahal doi sudah melakukan hal yang bener2 keren, ada juga traveller yang bener2 nomadic alias berpindah2. Ada juga traveller yang peduli lingkungan, sering reboisasi dan ikutan bebersih sampah.

Mungkin tipikal traveller diatas dan banyak tipikal traveller lainnya yang belum disebutin belom tentu punya skill foto atau skill cerita yang bagus. Tetapi bukan berarti mereka nggak keren Gaes. Semuanya keren, gimana tergantung kitanya, apa yang bisa kita perbuat juga di masyarakat selama kita travelling.

Menurut Yudmin, traveller itu ga boleh dikotak2in seperti ini. Kamu Fotografer, kamu Pendongeng, kamu si Komunitas. Tetapi mungkin karena sudah terlalu lama mengakar, jadilah kotak2 seperti ini. Tetapi nggak masalah kok, selama kita. .

RESPECT each other! Mau kamu tipe traveller apapun, yang penting intinya kita sama2 menikmati Alam ciptaan Tuhan dan menjaganya!

Menurut teman2, adakah tipikal traveller lain yang saat ini “agak terlupakan” dengan mindset anak2 zaman sekarang? Yuk dishare, kira2 kenapa ya?

Berkunjung ke Pasar Raya di Bima

Bima adalah salah satu kota yang terletak di sumbawa timur di NTB. Memang sebagian orang pasti sangat asing mendengar kata kota bima ini. Kota ini dikatakan sudah ada sejak abad ke-16 sehingga memiliki banyak sekali tradisi dan budaya yang tertinggal.

Suku asli dari masyarakat penduduk kota ini adalah suku bima. Biasanya suku bima memiliki adat dan tradisi sendiri setiap tahunnya untuk persembahan terhadap leluhur. Mayoritas dari penduduk kota ini memeluk agama islam dan hampir seluruhnya.

Aimambia ! Atau dalam bahasa Bima berarti selamat sore. Lagi apa nih hari minggu ini ? Kalo Devmin mah abis blusukan ke Pasar Raya Bima.

Loh ? Devmin udah pindah ke NTB lagi ? Iya nih gaes. Alhamdulillah, kemarin setelah menempuh penyebrangan sekitar 5 jam dari Labuan Bajo menuju Sape, Devmin akhirnya sampai di NTB. Dari Sape, Devmin nebeng truk yang membawa bahan pangan berupa pisang menuju Bima. Perjalanan dari Sape ke Bima ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam.

Di Bima, Devmin udah ditungguin oleh temen baru Devmin yaitu @siguriitu alias Guri. Sesampainya di Bima, doi udah kaget aja ngeliat Devmin turun dari truk. Hahaha… Nah, hari ini Devmin dan Guri abis blusukan ke Pasar Raya Bima. Pasar Raya ini sangar banget gaes, kaya di sawah. Yang datang pun juga ada yang pake boots. Muahahaha… Saking beceknya ini pasar, ada aja yang kepikiran buat bisnis unik. Jadi di ujung pasar, ada yang buka jasa cuci kaki seharga seribu rupiah. Waw !

Di Pasar Raya Bima, kami membeli beberapa bahan pangan yang nanti bakal kita bawa ke dusun Tololai, Desa Mawu, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima. Tempat dimana Guri melakukan voluntourism. Wah, jadi nggak sabar pingin kesan nih.

Buat temen-temen yang penasaran Devmin nanti bakal ngajar dimana, kalian boleh cek di akun youtube dokumentari-nya Net TV dengan keyword : Lentera Indonesia – Cerita Dari Perjalanan Muhammad Saleh. Sekolah yang dibangun oleh sopir bus malam. Terima Kasih.

Tujuan Orang – Orang Traveling

Selamat Malam! Selamat menikmati malam Seninnya! Udah siap untuk kembali beraktifitas besok? Harus siap dong, kan udah jalan-jalannya? Heu-heu.

Kembali lagi di rubrik #OpiniCatatanBackpacker yakni rubrik yang membahas opini hangat dan pastinya ingin memancing temen-temen untuk bersuara. Karena akun ini bukan hanya akun cerita kami berdua lho, inginnya teman-teman juga bersuara dan aktif! Cieeeee..

Mari Beropini!! Terinspirasi dari sebuah bahasan yang lagi dibahas di grup Whatsapp, pengen nanya nih, Temen-temen selama ini travelling sebenernya untuk apa sih? Apa travelling untuk penghasilan, untuk bisnis, untuk refresing karena carutmarutnya kerjaan kamu, atau menjadi sebuah gaya hidup? Karena dibalik jalan-jalanmu pasti memiliki alasan masing-masing.

Kalau Yudmin pribadi, Yudmin jalan-jalan untuk hidup. Maksudnya hidup gimana? Yap, Yudmin pribadi kan jalan-jalan karena terinspirasi dari pesan almarhum Ayah. Nah Yudmin teringat salah satu pesannya, untuk mempunyai usaha sendiri. Yudmin ingin sekali menjadikan hobi jalan-jalan ini mungkin kedepannya sebagai penghasilan untuk membuat dapur tetap mengebul. Tidak ada yang lebih nikmat dibanding pekerjaan yang sejalan dengan hobi kan? Yudmin juga ingin menjadikan jalan-jalan menjadi salah satu pelajaran untuk membangun kedewasaan kedepan nanti.

Setiap orang memiliki alasan sendiri untuk traveling. Nah, ini dia beberapa poin yang biasanya menjadi alasan orang melakukan perjalanan :

  1. Mencari Jati Diri
    Biasanya ketika traveling tentu saja kita akan bertemu dengan berbagai macam orang yang memiliki karakter berbeda – beda. Nah, dengan pergi traveling tentu saja kita dapat mencari sebenarnya apa yang kita inginkan.
  2. Menemukan Hal Baru
    Ada banyak sekali pengetahuan baru yang dapat ditemukan pada saat traveling. Dengan demikian anda dapat mencari hal – hal baru yang menyenangkan.
  3. Menambah Wawasan
    Pergi ke suatu tempat baru tentu saja membuat kita menjadi lebih tahu tentang hal lain. Dengan traveling akan ada banyak sekali tradisi, budaya, dan pengetahuan lain yang akan diraih.
  4. Menghilangkan Penasaran
    Nah, yang terakhir adalah menghilangkan penasaran. Gimana bisa? Seringkali kita melihat foto di internet dan pasti akan penasaran dengan beberapa tempat tersebut.

    Ayo beropini gaes! Apa alasan kamu travelling? Di share disini dong, YudDevmin seneng bisa denger masukan dari teman-teman. Jangan packing besok hari Senin!

    NB: Atau siapa tau ada yang travelling untuk cari pacar?

Surga Dunia di Raja Ampat yaitu Teluk Kabui

Hari ini merupakan hari pertama kami berkeliling kepulauan Raja Ampat. Aku lalu berkenalan dengan beberapa orang yang akan satu kapal dengan kami. Ternyata, ada satu rombongan enterpreneur muda yang ikut.

Kapal yang dikemudikan Bang Najib mulai menjauh dari dermaga. Lokasi pertama kami adalah Teluk Kabui. Teluk Kabui sudah cukup terkenal di kepulauan Raja Ampat. Dapat dilihat dari menjulangnya karst alias tebing terumbu karang. Tebing berwarna putih sangat kontras sekali dengan warna air yang berwarna biru hingga kehijau toscaan.

Aku sempat ditanya apa itu karst dan bagaimana keterbentukannya. Maklum, aku lulusan sarjana Teknik Geologi. Sejujurnya, aku agak-agak lupa tentang ilmu Geologi karena aktifitasku saat ini.

Teluk Kabui membius kami semua. Kami sangat menikmati perjalanan ini. Ya, ciri khas Teluk Kabui adalah perairannya yang sangat tenang. Tidak ada ombak sama sekali, persis seperti air yang biasa kita lihat di kolam renang. Tenang, seperti tenangnya kehidupan disini, dimana semua dibiarkan bebas dan lepas dialamnya.

Puas mengabadikan momen di Batu Pensil, perjalananku bersama tim berlanjut. Mulai dari mencoba trekking ke bukit Wauiyai untuk melihat Teluk Kabui dari puncak dan ke Pulau Urai untuk makan siang sambil menikmati pasir putih.

“Bang Ivan, kita ga akan nyemplung nih? Udah kenyang makan” salah satu peserta mengangkat suaranya.

“Iya, abis ini kita bakal menyelam sedikit melewati gua di Batu Lima.”.

Menyelam di Gua? Pikiranku mulai berpikir yang macam-macam. Dari kedalaman gua yang sangat dalam, tumbuhan eksotis yang merambat di dinding gua, hingga gurita besar yang bersembunyi di balik kegelapan gua.

Sesampainya disana, kami melihat ada beberapa batu yang cukup besar. Ada sekitar 5 buah batu yang saling berdempet. Kata Bang Ivan, kita akan melakukan free dive diantara 5 buah batu tersebut.

“Di antara 5 buah batu tersebut, ada celah untuk menyelam. Nah, kamu bakal lihat tumbuhan keren berwarna warni. Gak ada yang aneh-aneh kok” kata Bang Ivan.

Bang Ivan belum selesai berbicara, aku segera melompat kedalam air. Aku segera menyelam kedalam celah tersebut, dan melihat keindahan dibalik celah gua Batu Lima. Lalu, aku melihat sesuatu yang membuatku sangat takut. Seperti apa yang pernah kulihat saat aku menyelam di Wakatobi.

Banded Sea Snake, salah satu ular paling berbisa di bumi.

Dari Makanan Padang Hingga Malin Kundang di Sumbar

Banyak sekali terdapat masakan padang yang sangat lezat di setiap sudut kota yang ada di sumatera barat. Jika pergi ke sumbar, hal yang paling utama harus dicoba adalah kulinernya. Ini dia beberapa kuliner khas sumbar yang mendunia :

1. Pensi
Sumpah, kerang kecil ini enak banget! Ga ngerti lagi ngolahnya gimana. Jarang ditemui di Jawa. Rekor nambah karena Pensi, 4x nambah.

2. Itiak Lado Mudo.
Masakan bebek terenak yang pernah gue rasakan! Bumbu cabai hijau dengan aneka rempah, bener-bener nampol di lidah! Tambah terus! Rekor nambah karena Itiak Lado Mudo, 2x nambah.

3. Cincang dan Rencang.
Beda banget cincang dan rendang di sini dengan di Jawa. Cincangnya bener-bener daging dan sedikit gajih, rendang juga dibuat dengan dua langkah terlebih dahulu (gulai lalu kalio) baru disajikan. Warna hitam di rendang, benar-benar seperti oli. Padat merayap!

4. Es Duren.
Ini enak parah, beda banget sama es lodaya yang di Jakarta. Wajib coba, kental durennya bikin nagih!

5. Martabak Mesir.
Martabak telor berisi daging dan kuah khas, siapa yang berani nolak.

6. Langkitang.
Tutut kali ya kalau di Bandung. Tapi asli, kalau kebanyakan bisa kolesterol. Kemaren aja pusing.

7. Sate Mak Syukur.
Disimpan di posisi bontot, entah kenapa rasanya biasa aja. Enak sih dibanding yang di deket kisan, tetapi tetap aja di bawah ekspektasi. But overall, lumayan!

Apa lagi, ya? Banyak bener, euy! Jangek Kuah, Sanjai, Teh Talua, Bubur Kampiun, Kopmil, Bika Mariana dan sebagainya. Juaraaaaaa!

“Maaaaaaak, maafkan amboooo maaaaak!” teriak sang Malin.

Tetapi Tuhan berkehendak lain, lalu sekonyong-konyong berubahlah Malin Kundang menjadi batu.

Pada tahu kan kisah itu? Yud rasa semua hampir mengetahui kisah tentang Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu karena durhaka kepada orang tua. Perjalanan Yud bersama tim @travelgaul tiba juga di Pantai Air Manis, yang merupakan situs Malin Kundang. Melihat batu Malin ini sih, ngeri ngeri sedap. Kalau menurut geologi mungkin andesitik (halah) Sekedar pesan sih, sayangilah orang tua teman-teman selagi hidup. Oke?

Entah kenapa banyak sekali situs di Sumatera Barat yang menyelipkan legenda-legenda daerah. Selain Pantai Air Manis (situs Malin Kundang), ada juga Danau Maninjau (tragedi pemuda patah hati, yang bisa dibaca di postingan sebelumnya), dan ada juga Pulau Pasumpahan (konon dinamakan seperti itu karena dulu ada perebutan lahan oleh tuan tanah hingga perlu bersumpah di atas pulau itu). Hmm banyak sekali situs yang dihubungkan dengan cerita. Kira-kira adalagi tempat lain yang kamu tau di daerahmu? Misalnya Tangkuban Perahu atau apa gitu, di share dong!

Milan Optimis Bisa Datangkan Pemain Bordeaux

Walaupun belum mencapai kesepakatan dengan Bordeaux, AC Milan masih optimis bisa datang kan pemain gelandang muda milik Bordeaux, yakni Yacine Adli.

Bakat pemain muda Bordeaux tersebut memaang beberapa kali menarik perhatian klub I Rossoneri. Kabarnya kedua klub sudah melakukan pembicaraan namun belum ada kata sepakat dalam pembicaraan kedua tim tersebut, tentu masih mendapatkan harga transfer untuk pemain muda itu.

Melansir dari media SportItalia, rasa ingin memiliki Adli selalu timbul dari tim pasukan merah hitam, meskipun AC Milan sudah mempunyai bek muda, Pierre Kalulu. Yacine Adli juga sempat dikabarkan pernah komunikasi dengan Kalulu tentang pengalaman bermain dengan Milan.

Kalau sudah tidak ada peluang lagi untuk bergabung ke Milan, mungkin Adli tidak perlu menanyakan tentang pengalaman Kalulu sejauh ini saat merumput di San Siro. Pemain gelandang satu ini mempunyai karakter yang memang di cari oleh I Rossoneri, ia memiliki karakter yang kuat saat berada di lapangan.

Sampai detik ini, memang kesepakatan kedua tim ini masih belum terlihat jelas, karena kubu Bordeaux masih mematokkan harga sebesar 169 Miliar jika ingin mendapatkan gelandang muda itu. Pasukan merah hitam itu meminta agar mendapatkan harga dibawah harga yang sudah ditentukan dan di tambahkan beberapa bonus yang di tawarkan pihak AC Milan.

Tawaran yang di berikan AC Milan masih di tolak oleh klub asal Prancis tersebut, namun masih melakukan pembicaraan antara kedua tim. Milan dilanda cedera, Franck Kessie  yang harus absen untu beberapa pekan, hal ini tentu akan membuat MIlan selalu aktif di bursa transfer untuk mencari pemain gelandang untuk menempati posisi Franck Kessie.

Kemampuan dan kepribadian sang gelandang yang bisa bermain lebih dari satu posisi tentu sangat di dominasi oleh I Rossoneri. Sang pelatih, Stefano Pioli ingin mengubah strateginya dengan memiliki pemain gelandang yang aktif bisa berpidah posisi kemana saja.

Stefano Pioli ingin meraih kesuksesan pada musim depan, tentu ia harus bisa mencari pemain yang dapat menguasai lapangan ibarat sang juru kunci lapangan seperti Yacine Adli.

Perbedaan Antara Kamboja dan Thailand

Aku mempercepat langkah menuju imigrasi. Sepertinya imigrasi mulai padat, terlihat dari beberapa hotel bus yang berhenti di dekat perbatasan. Kondisi hari ini cukup ramai, tak hanya pelancong tetapi warga lokal yang senantiasa menjajakan jualannya. Sebenernya, sarapan adalah pilihan utama saat itu, tetapi karena menu makanan menggunakan bahasa cacing, aku mengurungkan niatku.

Sesampainya di depan imigrasi Kamboja yang sangat-sangat sederhana macam warung tegal (lengkap dengan kipas angin, kursi plastik, dan meja kayu) aku lalu mengecap paspor dan mendapatkan izin keluar dari Kamboja. Nah kerennya, di perbatasan antara Kamboja dan Thailand terdapat beberapa casino. Banyak pelancong yang menghabiskan uangnya disini, terutama bule. Aku mewajari saja karena mata uang mereka yang kuat dibanding negara-negara Asia Tenggara.

Disini, semakin terlihat perbedaan antara Kamboja dan Thailand. Saat memasuki imigrasi Thailand, aku disuguhkan dengan pemandangan indah dan gedung imigrasi yang terawat. Setelah melewati imigrasi dari Thailand pun, langsung disambut oleh cafe dan beberapa fast food. Beda sekali dengan imigrasi Kamboja yang hanya menyediakan pedagang kaki lima yang menggunakan bahasa Kamboja–yang tentu saja aku tak mengerti.

Kereta api dari kota Araphanyet (sekitar 1 kilometer dari perbatasan) telah menunggu. Aku segera mencari tuk-tuk untuk menuju ke stasiun. Perjalanan melintasi Thailand akan dimulai menggunakan kereta ekonomi yang sama persis dengan kereta Ekonomi antar Jawa pada beberapa tahun silam. Tak ada AC, hanya jendela yang terbuka lebar. Merokok di izinkan didalam gerbong. WC yang seadanya, dan yang paling keren: masih diberlakukan tiket berdiri. Congrats untuk kamu yang berdiri!

Songkran. Hal itu lah yang membuatku kembali ke Thailand. Kebetulan banyak hal yang sudah kucoba dan kutulis tentang Negara Gajah Putih ini. Tetapi apa daya, pesona festival air seakan menarikku untuk datang kembali kesini.

Setelah hampir 7 jam duduk diatas gerbong kereta yang panas, pukul 8 malam akhirnya aku tiba di stasiun Hua Lamphong. Hua Lamphong adalah salah satu stasiun sentral untuk jalur kereta api di kota Bangkok. Dari sana, aku mencari jalur bus umum untuk menuju Ekkamai Bus Station. Dari Ekkamai Bus Station aku dapat mengambil tiket bus menuju Pattaya.

Setelah beberapa kali salah bus, akhirnya aku tiba di Ekkamai dan memesan tiket untuk ke Pattaya. Waktu itu sudah pukul 10 malam, dan aku masih di Bangkok. Benar juga, aku tiba di Pattaya pukul setengah satu dini hari.

10 Jam Naik Kapal? Sudah Biasa Bagi Traveler

“Yud, perjalanan menuju Anambas 10 jam ya Yud” jelas Bang Wira salah satu anggota dari @Markitrip.

“10 jam Bang?”.

“Iya, 10 jam. Di laut nggak akan ada sinyal, jadi lebih baik bawa buku.”.

Aku menggaruk kepala.

“Ehm Bang, sebenernya aku pernah lebih dari 48 jam bang di atas kapal.” jawabku.

“Masa sih? Live on board? Itu mah jalan-jalan”.

“Bukan bang, kapal Pelni. Berkat Pelni aku bisa menyebrang ke banyak Pulau Bang.”.

Perjalanan menuju Anambas hari ini cukup sedikit mengingatkanku pada kapal Pelni. Pemandangan yang tak pernah berubah, laut lagi dan laut lagi. Hiburan di atas kapal hanyalah bioskop semi mesum, percakapan dengan orang-orang baru, tak lupa juga melihat sunrise dan sunset setiap harinya. Aku bisa menjamin, melihat matahari terbit atau terbenam diatas kapal besar merupakan pengalaman yang tak akan terlupakan.

Bicara masalah kenyamanan, kenyamanan kapal menuju Anambas jauh diatas kapal Pelni. Setidaknya, diatas kelas ekonomi yang biasanya kupilih. Di kapal menuju Anambas, kursinya serasa kursi VIP. Recleaning seat, air mineral sepuasnya, tak lupa AC yang cukup dingin. Berbeda sekali dengan kapal Pelni. Lantai kelas ekonomi saat itu kujadikan tempat tidur, bahkan banyak orang yang tidur diatas tangga antar dek saking penuhnya. Menu makanan pun saat itu seadanya, sesuai dengan kelas yang kita pilih. Tetapi kudengar saat ini menu makanan Pelni meningkat jauh lebih baik.

Memang, harga nggak pernah bohong. Karena cukup banyak teman-teman yang bertanya tentang kapal menuju Anambas dari Tj Pinang, harga per kepalanya adalah sekitar 400 ribu rupiah selama 10 jam perjalanan. Berbeda dengan harga kapal Pelni, contohnya perjalanan dari Bau-Bau menuju Ambon sekitar hampir satu hari lebih harganya cuma 200ribu. Dan itupun sudah include tiga kali makan. Murah kan?.

“Jadi, nggak akan ada masalah kan dengan 10 jam perjalanan ke Anambas, Yud?” tanya Bang Wira.

“Insya Allah, aman Bang.” aku tersenyum.

Siapa disini yang pernah naik kapal Pelniii ayo ngaku pernah nonton bioskop mesumnya nggak?

Ubur – Ubur di Indonesia Beragam Macam

Perjalanan saya bersama @maratuadventure dilanjutkan dengan mengunjungi salah satu danau ubur-ubur tak menyengat yang berada di Pulau Kakaban. Dari Pulau Maratua menuju Pulau Kakaban tak membutuh waktu lama hanya sekitar setengah jam. Nah, letak si Danau Kakaban ini berada di tengah-tengah Pulau.

Setelah minta izin kepada pos, saya dan tim harus trekking selama 15 menit menuju danau. Untungnya, sudah ada tangga dan jalur untuk menuju danau jadinya gak mungkin nyasar kecuali kamu iseng keluar jalur. Nah sesampainya di Danau, saya tercengang. Danaunya bener-bener gede banget! Jauh lebih gede dibanding danau ubur-ubur Karwapop dan Lenmakana yang pernah saya kunjungi di kabupaten Misool Raja Ampat.

Sebenarnya, di Indonesia ini ada beberapa spot yang diketahui memiliki ubur-ubur tak menyengat. Dulu sih pertama kalinya si stingless jellyfish ini cuma ditemui di Palau, salah satu negara Kepulauan di utaranya Papua Barat. Tapi ternyata, di Indonesia malah ditemuin lebih banyak.

Ada yang tau spot ubur-ubur stingless di Indonesia ada dimana aja? Dan ada aturannya juga lho gak asal nyebur? Hayuuu coba tebak sebelum besok dibahas di postingan berikutnya!

Lanjut cerita kemaren, sebenernya ada beberapa spot di Indonesia buat nyari ubur-ubur tak menyengat, jadi buat temen-temen yang pengen ngeliat langsung bisa ke lokasi terdekat.

1. Danau Kakaban di Kepulauan Derawan
2. Danau Lenmakana dan Danau Karwapop di Misool Raja Ampat.
3. Danau Marion di Togean Sulawesi Tengah.
4. Pulau Sembilan di Kepulauan Komodo, NTT.

Masih ada lagi? Nggak tahu.. sejauh yang saya tau sih masih ini, tapi gak tau siapa tau ada info terbaru lagi. Yang jelas setiap danau punya karateristik masing-masing. Ada jellyfish yang warnya oranye, putih bening, biru dan lain-lain. Lucu!

Ada beberapa aturan penting selama main sama Jellyfish biar gak ngerusak. Pertama jangan pakai fin, takutnya nyabet si ubur-ubur nanti kasihan soalnya rentan banget ubur-uburnya. Terus dari dermaga jangan langsung lompat, kasihan ubur-ubur dibawah. Ketiga jangan pake sunblock atau olesan apapun, takutnya si danau malah jadi terkontaminasi oleh zat kimia. Keempat jangan diangkat dari dalam air apalagi dibawa pulang, biarkan dia di habitatnya. Yang terakhir jangan buang sampah sembarangan siapapun tau lah ya…

Ada tambahan, jangan kentut sembarangan nanti pantatnya di sodok ubur-ubur.

Enjoy Jellyfish! Asal jangan dijadiin agar-agar ya!

Terpeleset di Danau Hatiwin

“Yud, nanti kita jalan bareng tim MTMA ya. Kebetulan mereka kesini lagi, jadi barengan saja.” kata Hasan.

Lagi-lagi keberuntungan datang padaku. Siapa sih yang nggak tau My Trip My Adventure, acara traveling yang sedang naik kondang. Dengan adanya MTMA, berarti otomatis kami juga explorenya bakalan jauh-jauh, karena MTMA sebelumnya sudah datang dua kali ke Banjar, jadinya mereka meminta spot wisata yang berbeda.

Pukul tujuh pagi, tim yang beranggotakan saya, Hardi, Hasan, Fe, dan Ihsan berangkat menuju Danau Hatiwin, yang merupakan destinasi pertama kami di Banjar. Rencananya, kami akan bertemu dengan tim MTMA disana.

Perjalanan menuju Danau Hatiwin kami tempuh selama 2 jam lebih menggunakan sepeda motor. Kombinasi antara jalan aspal, jalan rusak, hingga jalan tanah yang super becek menguji keahlian mengemudi. Awan juga sudah mulai gelap, tanda hujan akan segera datang. Belum lagi, ban motor Hasan pecah, sehingga kami harus segera mencari tukang tambal ban.

Akhirnya setelah perjuangan yang cukup panjang, kami tiba di Danau Hatiwin bersama teman-teman MTMA. Kru MTMA sibuk mempersiapkan peralatan, sedangkan kami segera mencari sampan yang bisa ditumpangi untuk melintasi danau.

Danau Hatiwin ini ternyata cukup luas dan dikelilingi oleh ilalang yang cukup tinggi. Airnya berwarna hitam, mirip dengan langit yang berada di atas kepala. Suara geledek mulai terdengar, disusul oleh cahaya kilat yang menggelegar.

Tiba-tiba hujan besar datang! Saking besarnya, kami panik tak karuan karena tak membawa jas hujan. Segala peralatan elektronik terancam. Kami segera mengayuh dayung menuju bagan terdekat karena untuk menuju ke tepi sungai sangat jauh.

Sesampainya di bagan, terjadi insiden lucu tapi menyedihkan. Fe terpeleset saat menyebrang dari sampan ke bagan, hingga ia tercebur kedalam air. Untungnya, kami segera memegang tangan dan kakinya, sehingga ia tak tenggelam sepenuhnya. Syukurnya lagi, Fe tak membawa peralatan elektronik. Kami tertawa saat melihat Fe terpeleset, tetapi dia berkilah bahwa ia terpeleset karena mengikuti saya yang melompat dari sampan untuk mencapai bagan.

Ada-ada saja 😂😂😂

Adakah Teman Kamu yang Suka Merusak Suasana?

Selepas kulineran bareng Anggrek, saya bertemu dengan beberapa orang teman dari Insta Purwokerto. Teguh dan Rafi, menjemput saya untuk menemani mengeksplor curug-curug yang ada disekitaran Baturaden. Sayang, hujan turun dengan derasnya dan hal itu membuat kami harus berteduh di rumah Yofie, admin dari InstaNgapak.

Menunggu hujan reda, kami menikmati tempe mendoan hangat yang disajikan oleh Yofie. Tempe mendoan terenak yang pernah saya coba. Tempenya sangat berbeda dengan tempe yang ada di Jakarta. Tapi kali ini saya tak akan bercerita tentang mendoan, saya akan menceritakan kisah saya dan teman-teman Insta Purwokerto.

Setelah berunding, kami berempat memutuskan untuk langsung bergerak menuju Curug Telu saat hujan reda. Butuh waktu sekitar tiga puluh menit saja untuk mencapai Curug Telu. Ada beberapa curug yang menarik disepanjang perjalanan menuju Curug Telu. Salah satunya yang terkenal adalah curug Sendang Bidadari. Untuk mencapai Sendang Bidadari, kami harus melintasi sebuah gua terlebih dahulu untuk sampai di Curug. Sayang, kami tak sempat mengambil foto di Sendang Bidadari karena debit air yang sangat deras dari atas gua.

Anak tangga demi anak tangga kami lewati dengan perlahan karena lantainya cukup licin akibat lumut. Singkat cerita, tiba juga kami di Curug Telu. Curug yang satu ini debit airnya cukup kencang, apalagi dengan elevasi yang cukup tinggi, menciptakan deburan air yang bisa dibilang besar jika dibandingkan curug-curug yang pernah kudatangi sebelumnya.

Awan gelap saling menggulung satu sama lain, membuat langit yang awalnya biru cerah menjadi abu kehitaman. Suara petir terdengar menyambar, disusul cahaya kilat yang menggelegar. Rintik hujan mulai turun membasahi bumi, pertanda kami harus segera bergegas untuk mencari tempat berteduh.

Tak disangka disaat perjalanan menuju ketempat parkir curug Telu, kami berpapasan dengan Rian, salah satu iGers yang cukup aktif di Purwokerto. Setelah saling berkenalan dan mengobrol sebentar, kami langsung bergerak Bersama menuju destinasi selanjutnya, yaitu curug Kembar.

Ternyata, jalur yang harus kami tempuh sangat berbeda. Jika jalur menuju Curug Telu sudah diberi tangga, berbeda dengan Curug Kembar. Kami harus berjibaku dengan jalur tanah di sisi sawah. Jalannya penuh lumpur dan becek sekali. Bahkan saking beceknya, kaki saya digigit oleh pacet. Gigitan pacet ini tak terasa, untungnya Yofie memberi tahu ada pacet yang sedang asyik gelendotan di betis.

Hujan turun semakin deras. Saking derasnya, saya tidak sempat lagi mengambil foto yang cukup di Curug Kembar. Padahal, Curug Kembar pemandangannya asyik sekali. Ada dua buah curug yang bersebelahan dan debit airnya juga tak terlalu kencang, cocok untuk berenang santai. Sayang, kondisi cuaca hari ini sama sekali tak mendukung.

Kami bergegas bergerak menuju pintu gerbang masuk Curug Kembar usai mengambil foto ala kadarnya. Bahkan saking derasnya, kami harus berteduh di saung dahulu, menunggu hujan sedikit reda, lalu melanjutkan perjalanan kembali ke gerbang.

Ternyata hujan malah semakin ganas. Warung tempe mendoan menjadi lokasi dimana kami berteduh. Disana, kami saling bercerita kisah masing-masing dibawah derasnya hujan. Bercerita dengan teman-teman dalam suasana remang dan sunyi, selalu menyenangkan.

Tiba-tiba,ada yang teriak.

“Aaaaaaaaaaa ada Pacet!”

Kampret, yang tadinya tenang menenangkan, malah jadi rame ketakutan gara-gara ada yang lempar-lemparan pacet! Sampai si ibu penjual mendoan jadi kaget gara-gara di sekitar kakinya banyak pacet! Entah itu pacet yang kami bawa dari Curug atau memang pacet yang ada disekitar warung.

Tag temenmu yang suka merusak suasana pas lagi jalan-jalan

Kenali Tanda akan Melahirkan Secara Prematur

Tentu bagi ibu hamil sudah pengalaman dan tahu tanda-tanda melahirkan secara normal maupun secara prematur. Tapi bagi ibu hamil yang baru pertama kali wajib tahu akan melahirkan secara prematur.

Kelahiran secara prematur sangat membahayakan kesehatan pada bayi, umumnya mereka harus mendapatkan perawatan khusus.

Oleh sebab itu, kalian harus mewaspadai beberapa tanda akan melahirkan secara prematur, karena, kalian akan paham kapan untuk memeriksakan diri ke dokter agar mendapat pertolongan pertama.

Persalinan terjadi pada kontraksi yang mengakibatkan tahap pembukaan saat minggu ke -20 dan sebelum minggu ke 36 kehamilan. Semakin cepat kelahiran prematur, maka semakin besar resiko pada kesehatan bayi.

Banyak sekali bayi yang lahir secara prematur memerlukan perawatan yang insentif. Bayi yang lahir secara prematur biasanya memiliki cacat fisik ataupun cacat mental dalam jangka panjang.

Saat hamil, waspadai akan tanda-tanda melahirkan secara prematur. Maka hal ini perlu untuk kalian lebih bersiap-siap untuk hal apa saja yang harus dilakukan.

Tanda-tanda Melahirkan Secara Prematur

Beberapa tanda melahirkan secara prematur yang patut kalian kenali, berikut gejala-gejala yang timbul seperti :

  • Kontraksi pada perut terlalu sering terjadi
  • Terasa nyeri pada punggung belakang
  • Area Panggul atau bagian perut bawah mengalami tekanan
  • Kram pada perut
  • Terjadinya pendarahan ringan pada vagina
  • Ketuban pecah lebih awal, biasanya ini mengeluarkan cairan secara terus menerus
  • Keputihan mulai encer seperti berdarah atau berlendir

Apabila ibu hamil mengalami tanda melahirkan seperti itu maupun cemas dengan gejala yang ditimbulkan maka segera hubungi dokter atau bidan terdekat.

Walaupun kontraksi pada gejala itu palsu, tidak apa jika hanya untuk mendapatkan bantuan dari dokter maupun bidan. Hal ini untuk menghindari komplikasi yang tidak diinginkan.

Faktor atau Penyebab Resiko Kelahiran Prematur

Ada beberapa penyebab tentang resiko persalinan secara prematur, yakni sebagai berikut :

  • Persalinan prematur biasanya terjadi pada orang yang melahirkan lebih dari satu kehamilan sebelumnya atau kehamilan terakhirnya
  • Melahirkan anak kembar maupun kembar tiga atau seterusnya
  • Masalah dengan rahim
  • Mengunakan obat-obat terlarang
  • Perokok aktif
  • Terjadi infeksi pada ketuban
  • Memiliki tekanan batin atau stress, misalnya orang yang dicintai sudah tiada
  • Pendarahan vagina saat hamil

Agar tetap menjaga kesehatan bayi, ada baiknya kalian mengonsumsi vitamin kehamilan atau multivitamin agar bayi yang di dalam janin terjaga. Kalian juga bisa mengonsumsi vitamin kesehatan dengan dokter yang berpengalaman.

 

Thailand Selidiki Kematian Turis Swiss di Dekat Air Terjun Phuket

Thailand sedang menyelidiki kematian seorang turis Swiss berusia 57 tahun yang mayatnya ditemukan di dekat air terjun di pulau resor Phuket pada hari Jumat, dengan bukti kematian yang tidak wajar, kata para pejabat.

Wanita itu tiba pada 13 Juli di bawah rencana “Kotak Pasir Phuket”, percobaan percobaan untuk membawa pengunjung asing yang divaksinasi untuk membantu memulihkan sektor yang dirusak oleh epidemi COVID-19, menurut gubernur Phuket Narong Woonciew.

Meskipun polisi belum menentukan penyebab kematian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tanee Sangrat mengirim belasungkawa ke Kedutaan Besar Swiss di Bangkok dalam sebuah pernyataan yang menggambarkan kasus itu sebagai “pembunuhan.”

Program pariwisata Phuket Thailand, yang memungkinkan wisatawan yang divaksinasi untuk melewati karantina COVID-19 tetapi mengharuskan mereka untuk tinggal di pulau itu selama 14 hari, telah mengalami awal yang sulit, terutama ketika bagian Thailand lainnya mengalami wabah penyakit virus corona.

Pada bulan Juli, rencana tersebut menarik sekitar 15.000 wisatawan, yang hanya 1% dari kunjungan pra-pandemi.

“Dia pergi ke (pulau tetangga) Krabi dan kembali setelah memenuhi persyaratan kontrak,” tambah Kitirath.

Dia tinggal di sebuah hotel Phuket sekitar dua kilometer (1,24 mil) dari air terjun di mana dia kemudian ditemukan. Menurut Kitirath, mayat itu ditemukan dengan bengkak dan memar, dan temuan otopsi akan tersedia pada hari Jumat nanti.

“Sebuah kain hitam menutupi mayat, menunjukkan bahwa itu ditempatkan di sana oleh seseorang dan penyebab kematiannya tidak wajar,” tambahnya.

Polisi sedang menyelidiki orang-orang dengan sejarah kriminal serta pekerja migran karena diduga terlibat dalam pembunuhan itu, menurut Kitirath.

Sekolah Okinawa Jepang Tutup di Tengah Lonjakan Kasus COVID-19

Menurut pemerintah prefektur, banyak sekolah di prefektur paling selatan Jepang, Okinawa, mulai ditutup sementara pada Senin, 7 Juni, dalam upaya untuk menghentikan penyebaran COVID-19 di kalangan anak muda.

Penutupan tersebut berlaku untuk sebagian besar sekolah menengah dan sekolah menengah pertama di Okinawa, menurut pemerintah setempat, karena telah terjadi peningkatan infeksi COVID-19 di kalangan individu yang lebih muda.

Keadaan darurat di prefektur paling selatan Jepang saat ini berlaku, dan langkah terbaru untuk memerangi penyebaran virus, yang melibatkan penghentian sekolah, akan berlaku hingga 20 Juni.

Menurut otoritas prefektur, remaja dan orang muda menyumbang hampir 20% dari 183 kasus COVID-19 yang dilaporkan pada hari Minggu.

Menurut angka terbaru yang diposting Senin malam, Okinawa mengkonfirmasi 104 kasus COVID-19 harian tambahan, sehingga totalnya menjadi 18.603.

Menurut perkiraan dari kementerian kesehatan dan otoritas setempat, 235 kasus baru dilaporkan di Tokyo dan 173 di Kanagawa, prefektur tetangga Tokyo.

Jumlah total infeksi di Jepang sejak wabah virus telah meningkat menjadi 763.785, dengan 1.278 kasus baru tercatat pada hari Senin.

Menurut angka yang dirilis Senin malam, jumlah korban tewas secara resmi telah melampaui 13.600.

Pulau subtropis selatan, tujuan wisata populer, baru-baru ini mengalami wabah penyakit, dengan jumlah kasus baru per kapita terbesar di antara 47 prefektur Jepang.

Menurut laporan lokal baru-baru ini, fasilitas medis Okinawa telah runtuh di bawah tekanan, dengan beberapa pasien yang terinfeksi virus tidak dapat memperoleh tempat tidur rumah sakit dan terpaksa melakukan karantina sendiri di rumah.

Sampah Plastik Kini Bisa Di Daur Menjadi Solar

Indonesia berdedikasi untuk mengurangi jumlah sampah plastik di lautan. Indonesia telah menghadapi peningkatan jumlah sampah plastik selama 15 tahun terakhir. Plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, sachet, dan pouch, sedotan, dan styrofoam, menjadi penyebab sebagian besar dari mereka. Sampah plastik menyumbang 11% dari semua sampah pada tahun 2005. Namun saat ini, jumlahnya antara 15,7 dan 18,5 persen.

Pemerintah Indonesia telah mengembangkan lima inisiatif dan rencana aksi untuk mengurangi sampah plastik dari waktu ke waktu. Hal ini mencakup: (1) peningkatan gerakan nasional menuju pengelolaan sampah yang komprehensif dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, didukung oleh regulasi nasional dan daerah yang kuat; (2) melakukan pengelolaan sampah yang baik di darat dan laut dengan intensitas tinggi, teknologi tinggi, serta prakarsa dan partisipasi masyarakat; dan (3) penguatan pengelolaan sampah plastik, termasuk pencemaran plastik laut.

Pada Senin (24/5), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengirimkan delegasi dari Pusat Kebijakan Strategis (Pusjakstra) ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, untuk melihat contoh aktivitas masyarakat. Mereka memanfaatkan teknologi untuk mengubah sampah plastik menjadi EBT (Energi dari Biomassa) berupa solar. Herry Subagiadi, Kepala Pusat Kebijakan Strategis bertemu dengan para pegiat lingkungan dari Rumah Literasi Hijau di Aula Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Kepulauan Seribu.

Herry mengaku pergi ke Pulau Pramuka untuk melihat langsung bagaimana sampah plastik diubah menjadi bahan bakar. Dia menilai kegiatan tersebut akan membantu nelayan dan menciptakan listrik di Kepulauan Seribu yang berdekatan. “Saya berharap aksi ini akan direproduksi di tempat lain. Kami berharap dari hasil perbincangan ini ada tindak lanjut yang akan kami kaji di kantor kami untuk mewujudkan pemanfaatan sampah plastik sebagai Energi Baru dan Terbarukan di tempat lain,” ujar Herry.

Bali Dilanda ‘Krisis Oksigen’ Saat Perjuangan COVID Indonesia Meningkat

Sebagai negara paling besar di Asia Tenggara menanggung derita dengan pandemi COVID-19 paling buruk di wilayah itu, pulau Bali di Indonesia kekurangan oksigen untuk pasien COVID-19 karena infeksi bertambah, menurut kepala departemen kesehatannya.

pulau Bali, dan pulau khusus Jawa dan 15 tempat yang lain, tunduk pada pembatasan ketat virus corona yang akan usai di hari Minggu.

Pemerintahan sedang menimbang apa mereka harus diperpanjang atau tidak.

Di hari Jumat, Ketut Suarjaya, kepala dinas kesehatan Bali, seperti diambil oleh kantor informasi Di antara mengatakan, “Kami alami kekurangan oksigen semenjak 14 Juli dan makin krisis dari waktu ke waktu karena kenaikan kasus baru.”

“Bali alami kekurangan oksigen.”

Pada Kamis, Suarjaya menambah, pasien di Bali memerlukan 113,3 ton oksigen, tapi rumah sakit cuman mempunyai 40,5 ton.

Di Jawa, ada laporan kekurangan oksigen. Pemerintahan mulai mengimpor oksigen dari beberapa negara seperti Amerika Serikat dan China.

Menurut angka pemerintahan, lebih dari 3 juta infeksi virus corona dan 80.598 kematian terjadi di Indonesia, negara paling padat ke-4 di dunia. Penebaran, yang didorong oleh strain Delta yang paling menyebar, tidak memperlihatkan pertanda melamban.

Menurut kelompok riset Our World in Data, tingkat kematian di negara tersebut 3x lebih besar dari rata-rata global. Semenjak 16 Juli, jumlah kematian harian di Indonesia dengan teratur melebihi 1.000, dengan beberapa pakar memprediksi jika jumlah itu peluang akan semakin tinggi karena pengetesan virus corona yang tidak mencukupi. Di hari Jumat, terdaftar keseluruhan harian 1.566 kematian COVID-19, yang disebut rekor paling tinggi baru.

Konflik mengenai batas virus corona sudah mengadu beberapa ahli kesehatan, yang memiliki pendapat jika kelonggaran limitasi sepanjang pandemi ialah prematur, menantang barisan pebisnis, yang sudah memberikan ancaman PHK massal terkecuali ketentuan ditarik.

Kekhawatiran mengenai timbulnya varietas baru
Di Asia, beberapa pandemi terjelek terjadi, dengan Indonesia ada sebagai hotspot global baru sementara Vietnam dan Thailand hadapi ketentuan anti-virus yang lebih ketat.

Perwakilan dari 2 organisasi riset virus corona khusus dunia di Amerika Serikat sudah mengumandangkan kedukaan jika keadaan di Indonesia pas untuk pengenalan macam COVID-19 baru yang memunculkan kekuatiran.

Hore! Empat Bendungan di Jawa Timur Akan Selesai Tahun Ini

Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mengatakan dalam keterangan yang dikeluarkan di Jakarta, Sabtu, empat bendungan di Jatim akan rampung tahun ini.

Menteri PUPR menekankan pasokan air Indonesia relatif signifikan, yaitu 2,7 triliun meter kubik per tahun.

691 miliar meter kubik air dapat digunakan setiap tahun dari volume ini, dengan 222 miliar meter kubik dipompa ke tempat tinggal, ternak, perikanan, dan irigasi, di antara kegunaan lain, untuk memenuhi permintaan.

Hadimuljono, di sisi lain, menekankan perlunya berbagai waduk atau bendungan di seluruh tanah air untuk menampung air hujan dan menggunakannya pada musim kemarau.

Bendungan Tukul pada sebuah  Kabupaten Trenggalek, Bendungan Tugu di pacitan , Bendungan pada Bendo di Ponorogo, dan juga Bendungan pada Gongseng di Bojonegoro merupakan empat bendungan yang lagi dibangun di Jawa Timur.

Bendungan Tukul diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Februari 2021.

Bendungan Tugu selesai dibangun pada Januari 2014 dengan biaya Rp1,9 triliun oleh kontraktor PT Wiijaya Karya. Bendungan yang berkapasitas 9,3 juta meter kubik itu sudah selesai 88,54 persen.

Bendungan Bendo akan memiliki kapasitas tampung 43,11 juta meter kubik. Pembangunan bendungan itu dikerjakan oleh PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, dan PT Nindya Karya yang memiliki total nilai kontrak Rp1,06 triliun dan tingkat penyelesaian 91,26%.

Pembangunan Bendungan Gongseng yang dimulai pada 2013 dan menelan biaya Rp569,04 miliar, kini telah rampung 86,85%.

Selain itu, pemerintah sedang membangun Bendungan Semantok di Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, dengan kapasitas 32,6 juta meter kubik. Bendungan tersebut saat ini sudah 66,73 persen selesai, dengan tanggal penyelesaian yang diharapkan pada tahun 2022.

Melakukan Vaksinasi Sampai Saat Ini Tetap Tidak Merata

Di Indonesia, distribusi dan cakupan vaksinasi Covid-19 masih belum merata. Banyak tenaga kesehatan di Papua, Maluku, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo belum divaksinasi, sedangkan tingkat vaksinasi publik tertinggi di Jakarta, Bali, dan Kepulauan Riau.

Laporan situasi Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia yang dirilis Rabu (28/7/2021) menegaskan ketimpangan vaksin di negara tersebut. Di Papua, 20% tenaga kesehatan masih belum divaksinasi, di Maluku 15% petugas kesehatan belum divaksinasi, dan di Gorontalo dan Sulawesi Tengah, 10% petugas kesehatan tidak divaksinasi.

Maluku Utara, Aceh, Bengkulu, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, Jambi, Papua Barat, dan Sumatera Barat merupakan daerah lain yang persentase tenaga kesehatannya tidak divaksinasi cukup signifikan. Aceh, Maluku Utara, dan Sumatera Barat memiliki cakupan vaksinasi terendah di antara orang lanjut usia.

Jakarta, Bali, Yogyakarta, dan Kepulauan Riau, di sisi lain, memiliki tingkat cakupan vaksin dosis pertama yang tertinggi di antara orang tua. Jakarta adalah yang terdepan dalam hal cakupan vaksinasi dosis kedua, diikuti oleh Yogyakarta, Bali, dan Kepulauan Riau.

Orang dewasa di atas usia 18 tahun di Bali memiliki cakupan vaksinasi dosis pertama tertinggi, diikuti oleh Jakarta, Kepulauan Riau, Yogyakarta, dan Sulawesi Utara. Jakarta, Bali, Yogyakarta, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Tengah memiliki cakupan imunisasi dosis kedua terbesar untuk orang dewasa di atas 18 tahun.

Juru Bicara Bidang Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Kamis (29/7), mengatakan, Indonesia baru menerima 30 persen pasokan vaksin yang dibutuhkan, atau 151,9 juta dosis dari total 462 juta dosis.

Indonesia akan menerima tambahan 80 juta dosis vaksinasi hingga Desember 2021. Sementara itu, pemerintah telah menetapkan peringkat prioritas untuk penerima vaksin di daerah dengan kasus tinggi.

Secara terpisah, Bambang Heriyanto, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Bio Farma, menyatakan pasokan utama vaksin Covid-19 aman dan terjamin. Vaksinasi Covid-19 masih didistribusikan dengan kecepatan tinggi di seluruh dunia.

Bio Farma telah menerima cukup banyak vaksin dari Sinovac untuk membuat vial individu sebanyak 144,7 juta dosis. Sinovac, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer akan memberikan 45 juta dosis vaksin Covid-19 ke Indonesia pada Agustus mendatang.

Thailand Akan Mencabut Karantina Seluruh Turis di Phuket

Thailand di hari Jumat umumkan gagasan untuk mode eksperimen bebas karantina di tujuan pantai ultra-populer Phuket, di saat kerajaan itu usaha untuk hidupkan kembali ekonominya yang dirundung pandemi.

Thailand sudah berlakukan limitasi besar kehadiran pengunjung untuk membendung virus corona, tapi pariwisata yang menyebalkan sudah mengakibatkan ekonominya menulis performa paling buruk semenjak kritis keuangan Asia 1997.

Efeknya sudah bergema di semua bidang jasa negara – selingan, retail, hotel dan restaurant.

Tsar pariwisata Thailand hari Jumat umumkan jika Phuket — yang populer dengan pantai berpasir dan perairan safirnya — akan dipakai sebagai percobaan.

Turis yang sudah divaksin akan dibolehkan untuk berpergian kesana tanpa wajib karantina.

Yuthasak Supasorn, Gubernur Kewenangan Pariwisata Thailand, menjelaskan “mode kotak pasir Phuket” akan diawali beberapa saat mulai Juli dan sebagainya.

Pengunjung asing akan diminta untuk mempunyai dua jumlah vaksin Covid-19, sertifikat yang memperlihatkan hasil test negatif, dan mengambil program pencarian seluler.

Yuthasak mengonfirmasi jika enam kota yang tergantung pada pariwisata akan memotong waktu karantina untuk wisatawan yang divaksin mulai bulan kedepan – terhitung resort pantai Krabi, Ko Samui dan Pattaya.

Kehadiran akan jalani periode karantina tujuh hari dan akan dibolehkan di tempat sekitaran hotel mereka – ketidaksamaan menonjol untuk pengunjung sekarang ini yang diwajibkan untuk selalu ada di kamar mereka sepanjang dua minggu.

Gagasan tersebut membutuhkan kesepakatan akhirnya pemerintahan.

Sekitaran 40 juta wisatawan diprediksi akan datang di tahun 2020, tapi cuman 6,7 ​​juta yang sukses masuk kerajaan, berdasar data dari Kementerian Pariwisata dan Olahraga.

Pendekatan keras Thailand sudah mengontrol beberapa besar virus corona – kerajaan itu sudah menulis sekitaran 28.500 kasus dalam komunitas 70 juta.